PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merupakan suatu fakta historis yang
sukar dibantah, bahwa sebelum tanggal 1 Juni 1945 yang disebut sebagai tanggal
“lahirnya” Pancasila Ir. Soekarno yang diakui sebagai tokoh nasional yang
menggali Pancasila tidak pernah berbicara atau menulis tentang Pancasila, baik
sebagai pandangan hidup maupun, atau apalagi, sebagai dasar negara.
Dalam pidato yang beliau sampaikan
tanpa konsep pada tanggal tersebut, yang mendapat berkali-kali applause dari
para anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI), beliau menjelaskan bahwa gagasan tentang Pancasila tersebut terbersit
bagaikan ilham setelah mengadakan renungan pada malam sebelumnya. Renungan itu
beliau lakukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan Dr Radjiman
Wedyodiningrat, Ketua BPUPKI, tentang apa dasar negara Indonesia yang akan
dibentuk. Lima dasar atau sila yang beliau ajukan itu beliau namakan
sebagai filosofische grondslag.
Nilai-nilai essensial yang
terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan
serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh Bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara. Proses
terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada
abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak
pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra
di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta
kerajaan-kerajaan lainnya.
Dasar-dasar
pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa,
antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan
nasional pada tahun 1908, kemudian dicentuskan pada sumpah pemuda pada tahun
1928.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang
akan dibahas diantaranya meliputi:
1) Bagaimanakah sejarah perkembangan pancasila?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam memahami Pancasila secara
lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia,
mutlak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk
suatu negara yang berdasarkan suatu asas hidup bersama demi kesejahteraan hidup
bersama, yaitu negara yang berdasarkan Pancasila.
Selain itu secara epistemologis
sekaligus sebagai pertanggung 2jawaban
ilmiah, bahwa Pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia juga sebagai
pandangan hidup bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian
seluruh bangsa Indonesia pada waktu mendirikan negara.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pancasila pada Masa Kerajaan
2.1.1 Kerajaan Kutai
Indonesia memasuki zaman sejarah
pada tahun 400M, dengan ditemukannya prasasti yang berupa 7 yupa (tiang
batu). Berdasarkan prasasti tersebut dapat diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman
ketrurunan dari Kudungga.
Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut
mengadakan kenduri dan memberi sedekah kepada para Brahmana, dan para Brahmana
membangun yupa itu sebagai tanda terimakasih raja yang
dermawan(Ismaun,1975 : 25).
Masyarakat kutai yang membuka zaman
sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai sosial politik
dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada
para Brahmana. Dalam zaman kuno (400-1500) terdapat dua kerajaan yang
berhasil mencapai integrasi dengan wilayah yang meliputi hampir
separoh Indonesia dan seluruh wilayah Indonesia sekarang yaitu
kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan Majapahit yang berpusat
di Jawa.
2.1.2 Kerajaan Sriwijaya
Menurut Mr. M. Yamin
bahwa berdirinya negara kebangsaan Indonesia
tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan
nenek moyang bangsa Indonesia.
Negara kebangsaaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap yaitu : pertama,
zaman Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra (600-1400), yang bercirikan
kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525)
yang bercirikan keprabuan, kedua tahap tersebut merupakan negara
kebangsaan Indonesia
lama. Kemudian ketiga, kebangsaan modern yaitu negara bangsa Indonesia merdeka (sekarang negara proklamasi 17 agustus 1945) (sekretariat
negara RI 1995 :11).
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan
di Sumatra yaitu kerajaan Sriwiijaya, di bawah kekuasaaan
bangsa Syailendra. Hal ini termuat dalam
prasasti Kedudukan Bukit di kaki bukit Sguntang
dekat Palembang yang bertarikh 605 caka atau 683 M., dalam
bahasa melayu kuno huruf Pallawa. Kerajaan itu adalah
kerajaan Maritim yang mengandalkan kekuatan lautnya, kunci-kunci
lalu-lintas laut di sebelah barat dikuasainya seperti
selat Sunda (686), kemudian selat Malaka (775).
Pada zaman itu kerjaan Sriwijaya
merupakan kerajaan besar yang cukup disegani di kawasan asia selatan.
Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan pedagang pengrajin dan pegawai raja
yang disebut Tuhan An Vatakvurah sebagai pengawas danpengumpul
semacam koperasi sehingga rakat mudah untuk memasarkan dagangannya (Keneth
R. Hall, 1976 : 75-77).
Demikian pula dalam sistem
pemerintahaannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda, kerajaan,
rokhaniawan yang menjadi pengawas teknis pembangunan gedung-gedung dan
patung-patung suci sehingga pada saat itu kerajaan dalam menjalankan sistem
negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai Ketuhanan (Suwarno,
1993, 19).
2.1.3 Zaman Kerajaan-kerajaan Sebelum Majapahit
Sebelum kerajaan Majapahit muncul sebagai suatu
kerajaan yang memancangkan nilai-nilai nasionalisme, telah muncul
kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara
silih berganti. Kerajaan Kalingga pada abad ke VII, Sanjaya pada abad
ke VIII yang ikut membantu membangun candi Kalasan untuk Dewa Tara
dan sebuah wihara untuk pendetaBudha didirikan di Jawa Tengah bersama
dengan dinasti Syailendra (abad ke VII dan IX).
Refleksi puncak dari Jawa Tengah dalam
periode-periode kerajaan-kerajaan tersebut adalah dibangunnya
candi Borobudur (candi agama Budha pada abad ke IX), dan
candi Prambanan(candi agama Hindhu pada abad ke X).
Selain kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah
tersebut di Jawa Timur munculah
kerajaan-kerajaan Isana (pada abad ke
IX), Darmawangsa (abad ke X) demikian juga
kerajaan Airlanga pada abad ke XI. Raja Airlangga membuat bangunan
keagamaan dan asrama, dan raja ini memiliki sikap toleransi dalam
beragama. Agama yang diakui oleh kerajaan adalah agamaBudha , agama Wisnu dan
agama Syiwa yang hidup berdampingan secara
damai (Toyyibin, 1997 : 26).
Menurut prasasti Kelagen, Raja
Airlangga telah mengadakan hubungan dagang dan bekerja sama dengan Benggala,
Chola dan Champa hal ini menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan. Demikian pula
Airlangga mengalami penggemblengan lahir dan batin di hutan dan tahun 1019 para
pengikutnya, rakyat dan para Brahmana bermusyawarah dan memutuskan untuk
memohon Airlangga bersedia menjadi raja, meneruskan tradisi istana, sebagai
nilai-nilai sila keempat. Demikian pula menurut prasasti Kelagen, pada tahun
1037, raja Airlangga memerintahkan untuk membuat tanggul dan waduk demi
kesejahteraan rakyat yang merupakan nilai-nilai sila kelima (Toyyibin, 1997 :
28-29).
Di wilayah Kediri Jawa Timur berdiri pula kerajaan Singasari (pada abad ke XIII), yang
kemudian sangat erat hubungannya dengan berdirinya kerajaan Majapahit.
2.1.4 Kerjaan Majapahit
Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit
yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk
dengan Mahapatih Gajah Mada yang di bantu oleh Laksamana Nala dalam
memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung Melayu (Malaysia sekarang) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara.
Pada waktu itu agama Hindu dan Budha hidup
berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan. Empu Prapanca menulis Negarakertagama. Dalam
kitab tersebut telah telah terdapat istilah “Pancasila”.
Empu tantular mengarang buku Sutasoma, dan didalam buku itulah kita
jumpai seloka persatuan nasional, yaitu “Bhineka Tunggal Ika”,
yang bunyi lengkapnya “Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua”,
artinya walaupun berbeda , namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang
memiliki tuhan yang berbeda.
Sumpah Palapa yang
diucapkan oleh Mahapatih Gaja Mada dalam sidang ratu dan
menteri-menteri di paseban keprabuan Majapahit pada tahun 1331, yang
berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut : “Saya
baru akan berhentui berpuasa makan pelapa, jikalau seluruh nusantara bertakluk
di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun,Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang
dan Tumasik telah dikalahkan” (Yamin, 1960 : 60).
Dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti Rakryan I Hino , I Sirikan, dan
I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja, hal ini sebagai nilai-nilai
musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem pemerintahan kerajaan Majapahit
2.1.5 Zaman Penjajahan
Setelah Majapahit
runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama islam
dengan pesatnya di Indonesia.
Bersama dengan itu berkembang pulalah kerajaan-kerajaan islam seperti
kerajan Demak, dan mulailah berdatangan
orang-orang Eropa di
nusantara. Mereka itu antara lain orang Portugis yang
kemudian diikuti oleh orang-orang Spanyol yang
ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.
Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang pada awalnya berdagang adalah orang-orang portugis. Pada
akhir abad ke XVI bangsa Belanda
datang pula ke Indonesia
dengan menempuh jalan yang penuh kesulitan. Utuk menghindarkan persaingan
diantara mereka sendiri, kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang
yang bernama V.O.C, yang dikalangan rakyat dikenal dengan istilah ‘kompeni’.
Praktek-praktek
VOC mulai kelihatan dengan paksaan-paksaan sehingga rakyat mulai mengadakan
perlawanan. Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645)berupaya
mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan tahun
1929, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral
J.P Coen tewas dalam seranganSultan Agung yang kedua itu.
Di Makasar yang memiliki
kedudukan yang sangat vital berhasil juga dikuasai kompeni tahun 1667 dan
timbullah perlawanan dari rakyat Makasar di bawah Hasanudin. Menyusul pula wilayah Banten (Sultan Ageng Tirtoyoso) dapat ditundukkan pula oleh
kompeni pada tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo, Untung Suropati
di Jawa Timur pada akhir abad ke XVII nampaknya tidak mampu
meruntuhkan kekuasa kompeni saat itu. Demikian pula
ajakan Ibnu Iskandar pimpinan Armada dari Minangkabau untuk
mengadakan perlawanan bersama terhadap kompeni juga tidak mendapat sambutan
yang hangat. perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan yang
terpencar-pencar dan tidak memiliki koordinasi tersebut banyak mengalami
kegagalan sehingga banyak menimbulkan korban bagi anka-anak bangsa.
Pada abat ini sejarah mencatat
bahwa Belanda berusaha dengan keras untuk
memperkuat dan mengitensifkan kekuasaannya di seluruh Indonesia. Melihat hal tersebut maka munculah perlawanan yang masih bersifat
kedaerahaan. Seperti di Maluku
(1817), ImamBonjol
(1821-1837), Pangeran Diponegoro dan masih banyak lainnya.
Dorongan akan cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan penindasan
belanda, namun sekali lagi karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di antara
mereka dalam melawan penjajah, maka perlawanan terebut senantiasa kandas dan
menimbulkan banyak korban.
2.1.6 Kebangkitan Nasional
Atas kesadaran bangsa
indonesia yaitu kebangkitan nasional (1908) oleh wahidin sudirohusodo
dengan budi otomonya.gerakan ini merupakan awal gerakan nasional untuk
mewujudkan suatu bangsa yang merdeka,yang memiliki kehoramatan dan martabat
dengan kekuatanya sendiri.
Budi otomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908
merupakan pelopor pergerakan nasional ,sehinga setelah itu muculah
organisasi-organisasi pergerakan seperti: sarekat dagang slam (SDI) (1909),yang
kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerkan politik dengan menganti
namanya menjadi sarekat islam(SI)(1911) dibawah H.O.SCokroa minoto.Berikutnya
munculah indisce partij(1913),yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu ,Douwes
Dekker,Ciptomangunkusumo,Suwardi Suryaningrat(yang dikenal dengan nama Kihajar
Dewantoro).
Dalam situasi yang menggoncangkan munculah partai
nasional indonesia (PNI)(1927) yang dipelopori oleh Soekarno,Ciptomangunkusumo,Sartono,dan
tokoh lainnya.Mulailah kini perjuangan nasional dititik beratkan pada kesatuan
nasional denagn tujuan yang jelas.Kemudian diikuti dengan tampilnya golongan
pemuda yang tokoh-tokohnya antara lain: Muh.Yamin,Wongsonegoro,Kuncoro
Purboprnoto,serta tokoh-tokoh muda liannya.
Perjuangan rintisan nasional
kemudian diikuti dengan sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928,yang isinya satu
bahasa ,satu bangsa ,dan satu tanah air indonesia.lagu indonesia raya pertama
kali dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran
bangsa dan negara .kemudian PNI leh para pengikutnya dibubarkan dan diganti
bentuknya dengan partai indonesia dengan singkatan partindo(1931).kemudian
golongan antara lain moh.hatta dan St.Syhahrir mendirikan PNI baru yaitu
pendidikan nasional indonesia (1933),dengan semboyan kemerdekan indonesia harus dicapai dengan
kekuatan sendiri (Toyibin,1997:35).
2.1.7 Zaman Penjajahan Jepang
Janji penjajah Belanda tentang Indonesia merdeka
hanyalah suatu kebohongan belaka dan tidak pernah menjadi kenyataan sampai akhir penjajahan Belanda tanggal 10 Maret 1940. Kemudian Jepang masuk ke
Indonesia dengan propaganda “Jepang memimpin Asia. Jepang saudara tua bangsa
Indonesia”.
Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan ulang
tahun Kaisar Jepang, penjajah Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia. Janji ini diberikan karena Jepang terdesak oleh tentara Sekutu.
Bangsa Indonesia diperbohlehkan memperjuangkan kemerdekaannya, dan untuk
mendapatkan simpati dan dukungan bangsa Indonesia maka Jepang menganjurkan
untuk membentuk suatu badan yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan
kemerdekaan yaitu BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) atau Dokuritsu Zyumbi Tiosakai.
Pada hari itu juga diumumkan sebagai Ketua (Kaicoo)
Dr. KRT. Radjiman Widyodiningrat yang kemudian mengusulkan bahwa agenda pada
sidang BPUPKI adalah membahas tentang dasar negara.
Pada tanggal 29 April 1945
bersamaan dengan ulang tahun kaisar jepang, memberikan hadiah ulang
tahun kepada bangsa indonesia yaitu kemerdekaan tanpa syarat setelah
panghancuran Nagasaki dan Hirosima oleh sekutu. Untuk mendapatkan
simpati dan dukungan terbentuklah suatu badan BPUPKI.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ø Raja Mulawarman keturunan dari raja Aswarmanyang
keturunan dari Kudungga
Ø kerajaan Sriwijaya dibawah kekuasaan
wangsa Syilendra
Ø Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan
Majapahit di bawah pemerintahaan raja Hayam Wuruk
Ø Pada zaman Penjajahan Pada permulaan
abad XVI maka berkembanglah agama islam dengan pesatnya di Indonesia.
Ø Kebangkitan Nasional Atas kesadaran bangsa indonesia
yaitu kebangkitan nasional (1908) oleh wahidin sudirohusodo dengan budi
otomonya.
Ø Zaman Penjajahan Jepang Pada tanggal
29 April 1945 bersamaan dengan ulang tahun Kaisar Jepang, penjajah Jepang akan
memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Janji ini diberikan karena
Jepang terdesak oleh tentara Sekutu.
3.2 Saran
Ø
Kritik dan
saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Makalah kami
Ø
Bagi para
pembaca dan teman-teman mahasiswa yang lainnya, jika ingin menambah
wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh, maka penulis mengharapkan dengan
rendah hati agar lebih membaca buku-buku lainnya yang berkaitan dengan judul “PANCASILA
DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA “
Ø
Menjadikan Makalah
ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa dan mahasiswi berfikir aktif dan kreatif
Comments
Post a Comment