Novel Asmara 2 Musafir Cinta


Epesode 1.
Belanja
Waktu  asar sudah berlalu. Amat cerah hari petang itu. Langit tidak berawan, bening jernih sangat bersihnya. Matahari bersinar dengan terang, suatupun tak ada yang menghalanginya.lereng bukit dan puncak pohon-pohonan bagai disepuh rupanya. Demikianlah pula dusun kami yang berada dilereng bukit Senuling.
Ayuk, “ dengan seruan ibu memanggilku dengan lembut”. Aku lekas menghampirinya. Aku bertanya-tanya kenapa ia memanggilku, ternyata hanya menyuruhku untuk pergi ke warung. Akupun bergegas untuk pergi dengan mengendarai sepeda motor. setelah tiba di warung, aku langsung membeli bahan yang aku perlukan. Sebelum aku pulang tiba-tiba ada seorang laki-laki yang memanggilku. Adek,” kata Pingki Juanda dengan nada yang tinggi memanggilku, seakan mengenalkan seorang temanya yang saat itu berada bersamanya”. Dengan cuweknya, aku langsung pulang dan tidak menghiraukan hal itu. Di rumah, aku membantu ibuku untuk memasak.
Beberapa hari setelah kejadian di warung itu aku terkejut melihat pesan singkat dari nomor yang tidak di kenal. Aku sebel, karna aku tidak suka di usik dan aku membalas pesan tersebut dengan kata yang sedikit membentak lalu menghapus nomornya. Tapi hampir setiap malam nomor itu muncul mengirim pesan singkat kepadaku. Dengan rasa penasaran yang tinggi aku menjawab pesan itu dengan repon yang positif. Akhirnya kejadian itu membuat aku tahu siapa sebenarya yang memiliki nomor mesterius itu. aku terkejut saat mengetahui pemilik nomor itu adalah teman kakakku yang memanggilku saat aku belanja diwarung beberapa hari yang lalu.
Dengan aku mengetahuinya, aku menjadi dekat denganya. Kami mulai mengobrol meski masih menggunakan pesan singkat. Kebetulan saat itu kami memiliki sekolah satu arah yang sama, tapi dia suda duduk di sekolah menengah atas dan aku masih sekolah menengah bawa. Tapi sekolahku sangat dekat dengan sekolahnya, bahkan hampir tepat  berhadapan. Kami sama-sama akan menempuh ujian sekolah dan ujian nasional. Satu bulan sebelum kami ujian, aku sempat memintanya untuk pergi ke sekolah bersama. Hal itu kemudian jadi kenyataan, pada hari senin kami pergi kesekolah bersama dengan mengendarai sepeda motor miliknya. Semenjak hal ini kami sering pergi kesekolah bersama, pergi les bersama dan pulangnyapun bersama. Pertemuan ini sangat tidak di sangka akan menjadi sedekat ini.
                                                                                                            Bersambung.......

Comments

Popular posts from this blog

METODE PEMBELAJARAN MENYIMAK

Pantun daerah padang guci

APRESIASI PROSA FIKSI