Persepsi ujaran


 Penelitian Mengenai Persepsi Ujaran
Amerika mengembangkan mesin vocoder. Mesin ini mulanya untuk menyampaikan signal melalui kabel jarak jauh, akan tetapi perantinya kurang baik jika digunakan sebagai alat komunikasi..
  Masalah dalam Mempersepsi Ujaran
Bunyi dalam bahasa mana pun sifatnya sama, maka dapat diduga bahwa orang Indonesia pun mengeluarkan jumlah bunyi yang sama tiap detiknya. Jadi setiap 1 menit kita telah engeluarkan 1500-1800 bunyi. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana kita dapat mencerna bunyi yang diucapkan dengan kecepatan seperti itu.
  Mekanisme Ujaran
Sumber bunyi adalah paru-paru yang mengembang dan mengempis. Udara masuk ke paru-paru kemudian dikeluarkan ke hidung atau mulut melalui tenggorokan.
Pada mulut terdapat dua bagian: bagian atas tidak bergerak sementara bagian bawah dapat digerakan.yakni terdapat : Bibir, Gigi, Alveolar, Palatal keras,
  Bagaimana Bunyi Dibuat
a)      Bunyi Konsonan
Untuk membuat bunyi konsonan ada 3 faktor. Pertama adalah titik artikulasi, yakni tempat di mana articulator itu          berada, berdekatan, atau berlekatan. Kedua cara udara keluar dari paru-paru itu dilepaskan. Apabila udara kita tahan dengan ketat di mulut lalu dilepaskan serentak bunyi tadi akan menimbulkan letupan, disebut bunyo positif atau stop. Ketiga adalah status pita suara. Jika kita sedang tidak bicara maka pita suara akan terbuka lebar.
b)      Bunyi Vokal
Untuk membuat bunyi vocal ada beberapa kriteria; tinggi rendahnya lidah, posisi lidah, ketegangan lidah dan bentuk bibir.
c)      Fonotatik
Tiap bahasa memiliki system sendiri untuk menggabungkan fonem agar menjadi suka kata lalu menjadi sebuah kata.
d)      Struktur Sukukata
Sukukata terdiri dari dua bagian utama, yakni onset (pembuka) dan rima (rhyme). Rima terdiri dari nucleus dan koda.
e)      Voice Onset Time (VOT)
Voice onset time adalah waktu antara lepasnya udara untuk mengucapkan suatu konsonan dengan getaran pita suara untk bunyi vocal yang mengikutinya.
f)       Signifikasinya Bagi Psikolinguistik
Pemaparan sebelumnya sangat penting karena tanggapan kita untuk bunyi dan suatu bahasa ditentukan oleh bagaimana bunyi-bunyi itu dibuat, fitur-fitur mana yang terlibat dan bagaimana bunyi-bunyi itu digabungkan. Dalam bahasa Indonesia umumnya tidak ada kata yang berakhiran dengan dua konsonan (kecuali pada beberapa kata pinjaman).
g)   Model Persepsi Ujaran
Berbagai model telah dikembangkan untuk membanatu memahami komponen ujaran. Masalah utama dalam menentukan ujaran adalah menentukan model persepsi ujaran adalah menentukan model persepsi yang tepat dari sebuah proses presepsi ujaran. Beberapa model persepsi ujaran berdasarkan tahun diusulkannya teori tersebut adalah :
Ø  Motor Theory of Speech Perception (Model Teori Motor).
Ø  Analysis-by-Synthesis Model (Model dengan analisis sintesis).
Ø  Fuzzy Logic Model of perception (PLMP)
Ø  Trace model
Ø  Example Theory
Ø  Neourocomputational Model
Ø  Dual Stream Model

Comments

Popular posts from this blog

METODE PEMBELAJARAN MENYIMAK

Pantun daerah padang guci

APRESIASI PROSA FIKSI