Kisah Si Pendekar Sakti Dari Lahat #Cerita Daerah #Cerita Rakyat #Hikayat #Cerpen # Bahasa Indonesia


Si Pendekar Sakti Dari Lahat
 Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pendekar sakti yang bernama Serunting Sakti. Dia adalah anak seorang pangeran dari Kota Lahat.
Suatu hari, ia pergi ke suatu tempat untuk memperoleh ilmu kesaktian. Ditemukanlah sebuah goa di Daerah Lahat. Gua tesebut bernama Gua Guntang. Serunting pun bertapa di sana kurang lebih selama dua tahun. Ketika itu terdengar bisikan ghaib.
“Wahai kau yang tengah bertapa, Bertapalah engkau di sebuah rumpun bambu! Kau akan mendapatkan kekuatan luar biasa di sana,” jelas suara itu.Serunting kemudian menuruti ucapan itu. Ia lalu mencari sebuah rumpun bambu dan bertapa hingga seluruh tubuhnya tertutupi oleh pohon bambu tersebut.
 Sampai pada akhirnya ia mendapatkan sebuah kekuatan yang luar biasa, yaitu dapat mengubah apapun sesuai keinginannya. Ia lalu pergi mengembala. Dalam perjalanannya, ia melihat pepohonan. Serunting kemudian berkata, “Wahai pohon berubahlah engkau menjadi batu.
Seketika pohon tesebut berubah menjadi batu. Ia lalu bertemu dengan para warga.  “Hmm… bagaimana aku coba pada mereka,” ungkapnya.Tak lama orang-orang itu pun ikut menjadi batu pula. Semenjak itu, serunting sakti dikenal dengan sebutan Si Pahit Lidah.Ia kembali melanjutkan perjalanan, lalu tiba di Bukit Barisan. Di sana ia bertemu dengan sepasang suami istri berusia lanjut. Serunting kemudian mendekati rumah pasangan itu.
“Boleh saya meminta air?” tanya serunting.“Tunggu sebentar anak muda,” ujar sang nenek.Serunting pun akhirnya mendapat segelas air untuk melepas dahaganya.“Karena kalian sudah baik denganku, ucapkanlah apa permintaan kalian!” ujar Serunting Sakti.“Kami sudah berusia tua. Mustahil bagi kami mendapat anak. Kami hanya ingin dikaruniahi seorang anak,” ungkap keduanya.“Baiklah kalau itu mau kalian akan kukabulkan. Sebelumnya berilah aku masing-masing sehelai dari rambut kalian.”
Keduanya lalu memberikan apa yang Serunting pinta.“Jadilah rambut-rambut ini menjadi seorang bayi,” ungkapnya.Tak lama, bayi impian sepasang suami istri itu pun terwujud. Tak henti-hentinya mereka berterimakasih. Setelah itu, Serunting memohon undur diri untuk melajutkan perjalanannya. Dalam perjalanannya, ia melihat sebidang hutan gundul. Lagi-lagi hanya dengan ucapannya, ia kembali menggunakan kekuatannya. Akhirnya, hutan gundul pun rimbun kembali.
Sampailah ia ke Gunung Situminung. Konon menurut kabar beredar ia bertarung dengan pendekar sakti Mata Empat. Keduanya akhirnya sama-sama tewas dalam pertarungan itu.


Comments

Popular posts from this blog

METODE PEMBELAJARAN MENYIMAK

Pantun daerah padang guci

APRESIASI PROSA FIKSI