Kisah Dendam Sang Harimau



Dahulu, di tanah semidang Bukit Kabu hiduplah seekor harimau bersama anaknya di dalam hutan. Ia sangat menyayangi anaknya karena itu satu-satunya anak. Ia bukanlah sembarang harimau, namun harimau jadi-jadian.
Suatu hari dia pergi berburu. Namun, saat ia mendekati kampung terdengar celotehan warga yang tengah bercengkrama.
"Wahai saudaraku, sebelum kita membuat beduk dan pentungan, kita harus menemukan kulit harimau terlebih dahulu," ungkap ketua adat desa.
Mendengar cerita itu, ibu harimau pun mulai ketakutan. Segera ia pulang ke sarang menemui anaknya.
“Anakku, ibu pinta kau jangan keluar selama beberapa hari ini! Manusia-manusia sedang mencari kita di luar sana!”
Sang anak pun mematuhi perintah ibunya. Di hari pertama sang anak mampu menahan diri untuk keluar, hari kedua sang anak masih bertahan di sarangnya, dan hari ketiganya sang anak sudah tak tahan lagi. Ia pun keluar dari sarangnya. Hingga pada akhirnya ia pun tertangkap oleh manusia-manusia itu.
Sementara itu, sang induk pun kembali ke sarangnya. Namun, sayang sang anak lenyap dari pandangan. Kesana kemari ia mencari. Namun, yang dicari tak juga menampakkan batang hidungnya.
“Dimana kau, nak?” ungkap sang ibu.
Hingga pagi menjelang, terdengarlah dari suara yang sangat keras dari perkampungan penduduk. Sang harimau mendengar suara itu. Segera ia mendekati perkampungan itu. Rupanya para warga tengah berpesta sambil menari dengan suka cita.
Mungkinkah itu?” pikir sang ibu.
 Setibanya di kampung alangkah terkejutnya sang induk. Tampak kepala anaknya sudah sudah dibentuk menjadi pentungan dan kulit anaknya dibuat beduk.
Seketika itu juga, amarah sang induk harimau pun meledak. Ia berubah menjadi siluman kejam dan menakutkan.
“Tak akan kubiarkan kalian bersuka cita di atas kematian anakku,” ungkap sang induk.
Akhirnya satu kampung ia obrak-abrik. Dalam waktu singkat desa itu sudah dibanjiri oleh darah para penduduk. Hal ini membuat para warga harus pindah ke tempat lain yang cukup aman untuk menghindari sang harimau. Konon para warga dicari hingga ke suku Rejang sana yang letaknya amatlah jauh.   


Comments

Popular posts from this blog

METODE PEMBELAJARAN MENYIMAK

Pantun daerah padang guci

APRESIASI PROSA FIKSI