Analisis unsur instrinsik naskah drama Robohnya Surau Kami Karya AA. Navis
Tugas UTS Seni Pertunjukan Sastra
Judul :
Roboh Nya Surau Kami
Nama :
Puni Pabilan Satri
NIM :
1711290069
Prodi :
Tadris Bahasa Indonesia
Fakultas :
Tarbyah dan Tadris
Mata Kuliah :
Seni Pertunjukan Sastra
Analisis unsur instrinsik naskah drama Robohnya
Surau Kami
Karya AA. Navis
Penyadur/Adaptassi Hermana HMT
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan
unsur-unsur instrinsik (tema, alur, toko dan penokohan, latar, sudut pandang
dan amanat) yang terdapat dalam naskah drama roboohnya surau kami. Jenis
penelitian ini adalah penelitian kualitatif diskriptif. Hasil penelitian
menunjukan bahwa dalam naskah drama robonya surau kami memiliki tema hubungan
manusia dengan sang pencipta. memiliki 6 tokoh, memiliki latar tempat, waktu
dan suasana. Alur yang digunakan adalah alur campuran dan memiliki sudut
pandang orang pertama serba tau. Amanat yang dapat kita ambil dari naskah drama
ini adalah a) hendaklah kita senantiasa menyerahkkan dan beribadah kepada Allah
SWT. b) jangan terlalu mudah medah mendengarkan orang lain. c) bersikap
pisitif. d) jangan terlalu besar kepala.
PENDAHULUAN
Drama
berasal dari kata Yunani, draomi yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi,
dan sebagainya. Drama mempunyai dua arti,
yaitu drama dalam arti luas dan drama
dalam arti sempit. Drama dalam arti luas
adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan
di depan orang banyak. Dalam arti sempit, pengertian drama adalahkisah hidup
manusia yang diproyeksikan ke atas panggung. Drama adalah karya sastra yang
bertujuan menggambarkan kehidupan dengan mengemukakan tikaian dan emosi lewat
lakuan dan dialog. Drama merupakan
satu-satunya seni yang paling objektif
daripada seni lainnya. Penulisan naskah
drama tidak hanya berhenti pada tahap pembeberan peristiwa artistik imajinatif
oleh para pembaca. Naskah drama diharap dapat dipentaskan dalam suatu
penampilan gerak dan perilaku konkret yang dapat ditonton. Karya sastra memiliki struktur struktur untuk dinikmati
secara unsur instrinsik.
Unsur
instrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam atau karya itu
sendiri. Drama dikelompokkan sebagai karya sastra karena menggunakan
media bahasa. Sebagai salah satu
genre sastra, drama dibangun oleh unsur intrinsik. Unsur intrinsik drama, meliputi: 1) tema; 2)alur;
3) tokoh; 4) watak; 5) latar atau setting; 6) sudut pandang 7) amanat. Tema
merupakan ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita dalam drama. Alur yaitu jalan cerita dari sebuah
pertunjukkan drama mulai babak pertama hingga babak terakhir. Tokoh drama atau
pelaku drama terdiri dari tokoh utama dan tokoh pembantu. Tokoh utama atau
peran utama disebut primadona sedangkan peran pembantu disebut figuran. Watak
merupakan prilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak protagonis adalah
perilaku baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya: penyabar, kasih
sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah baik hati dan sebagainya
sedangkan watak antagonis adalah perilaku jahat yang diperankan oleh tokoh drama,
contohnya: sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya. Latar atau
setting adalah gambaran tempat, waktu dan situasi peristiwa dalam cerita drama.
Sudut pandang sendiri terbagi menjjadi dua jenis, yaitu 1) sudut pandang orang
pertama, dan 2) sudut pandang orang ketiga. Sudut pandang orang pertama dibagi
lagi menjadi dua sudut pandang pertama tokok utama dan sudut pandang orang
pertama tokok sampingan. Begitupun dengan sudut pandang orang ketiga dibagi
lagi menjadi dua yakni sudut pandang ketiga serba tahu dan sudut pandang orang
ketiga pengamat. Sedangkan amat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang
kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh
drama.
METODE
Dalam penelitian ini peneliti menggunaan metode penelitian
kualitatif diskriptif yaitu metode penelitian dengan cara mendeskripsikan hasil
penelitian dengan kata-kata. Data dalam penelitian ini
adalah berupa kata-kata, kalimat dan
dialog yang terdapat dalam naskah drama
Robohnya Surau Kami yang telah diinventarisasi serta diklasifikasi
sesuai dengan format pencatatan, selanjutnya dianalisis berdasarkan teori
menurut Hasanuddin W.S. yang telah dipaparkan dalam uraian di atas. Tahap
analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara sebagai berikut: (1)
mendeskripsikan data yang berhubungan dengan struktural naskah drama Robohnya
Surau Kami karya AA. Navis, (2) mengidentifikasidata sesuai dengan struktur
naskah drama Robohnya Surau Kami karya AA. Navis, (3) menginventarisasi
struktur naskah drama Robohnya Surau Kami karya AA. Navis, (4) membuat
kesimpulan berdasarkan hasil penelitian, (5) melaporkan hasil penelitian.
Teknik pengabsahan data yang digunakan adalah teknik uraian rinci.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Naskah Drama Robongya Surau Kami
ROBOHNYA
SUARAU KAMI
Karya AA. Navis
Penyadur/Adaptasi Hermana HMT
Karya AA. Navis
Penyadur/Adaptasi Hermana HMT
SEJENAK MUSIK BERGEMURUH.
PERLAHAN TERDENGAR GESEKAN BIOLA ATAU LANTUNAN SERULING DIBARENGI
GEMERCIK AIR DAN DESIR ANGIN.
SAYUP-SAYUP TERDENGAR KUMANDANG ADZAN SUBUH. ORANG-ORANG MUNCUL DARI BERBAGAI ARAH, BERBARIS DI PANGGUNG SEPERTI MAU MELAKUKAN SHALAT.
ADZAN USAI SESEORANG MELAPALKAN DOA SETELAH ADZAN, LALU ORANG-ORANG MENDENDANGKAN LAGU ” AL-ITIRAF “.
SAYUP-SAYUP TERDENGAR KUMANDANG ADZAN SUBUH. ORANG-ORANG MUNCUL DARI BERBAGAI ARAH, BERBARIS DI PANGGUNG SEPERTI MAU MELAKUKAN SHALAT.
ADZAN USAI SESEORANG MELAPALKAN DOA SETELAH ADZAN, LALU ORANG-ORANG MENDENDANGKAN LAGU ” AL-ITIRAF “.
PEMBACA DOA 1
Ya Allah, ya Tuhan kami jangan Engkau jadikan
kami condong pada kesesatan Sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami,dan
karuniailah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ( QS. Al-Imran 8 )
PEMBACA DOA 2
Ya Allah, ya Tuhan kami, Engkau masukan malam
pada siang, Engkau masukan siang pada malam dan Engkau mengeluarkan yang hidup
dari yang mati,Engkau mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan Engkau
memberi rizki kepada siapa yang Engkau kehendaki dengan tidak terkira. ( QS. Al-Imran 27 )
PEMBACA DOA 3
Ya Allah yang mempunya kerajaan, Engkau
berikan kerajaan kepada yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari
orang yang Engkau kehendaki., Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan
Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di
tangan Engkaulah segala kebijakan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu. ( Al-Imran 26 )
TIBA-TIBA
SEORANG PEREMPUAN MUNCUL DAN MENANGIS SEPERTI ANAK KECIL.
SEORANG PEREMPUAN
Kini kakek itu sudah tidak ada lagi. Ia sudah meninggal. Dan
tinggalah surau itu tanpa penjaganya. Sekarang hanya akan menjumpai gambaran
yang mengesankan suatu kesucian yang bakal roboh. Orang-orang itu semakin masa
bodoh. Dan biang kebodohan itu ialah sebuah dongeng yang tidak dapat disangkal
kebenarannya.
PIMPINAN
PENTAS
Hei,hei,hei ! Berhenti ! Apa-apaan sih kamu ? Orang lain berdoa ini
malahan menangisi yang tidak jelas. Sudah, tidak baik banyak bersedih hati.
Yang sudah berpulang biarlah pulang dengan tenang, kita-kita yang akan
mengikutinya nanti, dari sekarang lebih baik mempersiapkan bekal kepulangan
kita itu. Agar nanti tidak tersesat atau masuk ke tempat yang tidak kita sukai.
Sekarang lebih baik memperbaiki hidup daripada meratapi yang sudah mati. Sudah
ya,jangan menangis lagi malu tuh sama orang-orang. Oh ya, penonton. Selamat
berjumpa dengan kami. Maaf tadi saya memotong dulu. Pertunjukan sebenarnya
belum dimulai.
SEORANG
PEREMPUAN
Loh,loh. Yang barusan adegan apa ?
Loh,loh. Yang barusan adegan apa ?
PIMPINAN
PENTAS
Itu baru sambutan awal dan doa.
Itu baru sambutan awal dan doa.
SEORANG
PEREMPUAN
Jadi belum,ya ?
Jadi belum,ya ?
PIMPINAN
PENTAS
Belum.
Belum.
ORANG-ORANG
Huhhhh.
Huhhhh.
PIMPINAN PENTAS
Sudah, sudah ! Sekarang kalian duduk dulu yang rapi….Maaf pemirsa,
barusan itu kesalah pahaman. Begini…eeeh.. tapi sekali lagi saya menghaturkan
mohom maaf. Anu…eeh.. sebelum cerita dimulai, saya ingin sekali menyampaikan sepatah
kata pada anda semua. Kenapa saya ingin sekali berkata-kata ? Tentu, karena
saya kuatir setelah pertunjukan ini tiba-tiba ada gelombang protes
besar-besaran. Maklumlah zaman reformasi. Jadi, sebelum cerita ini kami
lanjutkan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila nanti ada
kelancangan-kelancangan yang tidak berkenan dihati para pemirsa. Ini cerita
bukan cerita sesungguhnya, tapi dongeng yang kebenarannya sangat bisa
diragukan. Dongeng adalah dongeng. Dongeng bukan kenyataan, walau kadang ada
nyatanya. Agar lebih jelasnya silahkan simak dengan hati yang lapang.begitu
saja dari saya. Ayo anak-anak lanjutkan dongengannya, tapi jangan pakai
tangis-tangisan lagi kesannya seperti telenovela. Siapa tadi yang nangis ?
ORANG-ORANG
Dia pak.
Dia pak.
PIMPINAN
PENTAS
Oh kamu. Awas ! Jangan pakai nangis lagi, ya ! Ayo mulai.
Oh kamu. Awas ! Jangan pakai nangis lagi, ya ! Ayo mulai.
TIBA-TIBA
EMPAT ORANG PEREMPUAN MUNCUL DENGAN JERITAN DAN TANGISAN.
PEREMPUAN SATU
Tapi kakek itu sudah tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal.
Dan tinggal surau itu tanpa penjaganya, hingga anak-anak menggunakannya sebagai
tempat bermain, memainkan apa yang disukai mereka. Perempuan yang kehabisan
kayu bakar seing mencopoti papan dinding lantai di malam hari.
PEREMPUAN
DUA
Jika kalian datang sekarang,hanya akan menjumpai gambaran yang mengesankan suatu kesucian yang bakal roboh.
Jika kalian datang sekarang,hanya akan menjumpai gambaran yang mengesankan suatu kesucian yang bakal roboh.
PEREMPUAN
TIGA
Dan kecerobohan itu kian hari kian cepat berlangsungnya. Secepat anak-anak berlari di dalamnya, secepat perempuan mencopoti pekayuannya.
Dan kecerobohan itu kian hari kian cepat berlangsungnya. Secepat anak-anak berlari di dalamnya, secepat perempuan mencopoti pekayuannya.
PEREMPUAN
EMPAT
Dan terutama ialah sifat masa bodoh manusia sekarang,yang tak hendak memelihara apa yang tidak dijaganya lagi.
Dan terutama ialah sifat masa bodoh manusia sekarang,yang tak hendak memelihara apa yang tidak dijaganya lagi.
PIMPINAN PENTAS
Aduh, aduh, aduh, aduh ! Sudah saya bilang jangan pakai sedih-sedihan, malahan makin banyak yang bersedih. Bagaimana kalian ini ? Hei ! Negeri kita ini sedang bersedih.jangan ditambah-tambah lagi kesedihannya.Sudah, sudah ! Lebih baik sekarang kalian bernyanyi. Mau enggak ?
Aduh, aduh, aduh, aduh ! Sudah saya bilang jangan pakai sedih-sedihan, malahan makin banyak yang bersedih. Bagaimana kalian ini ? Hei ! Negeri kita ini sedang bersedih.jangan ditambah-tambah lagi kesedihannya.Sudah, sudah ! Lebih baik sekarang kalian bernyanyi. Mau enggak ?
ORANG-ORANG
Mauuuu.
Mauuuu.
PIMPINAN
PENTAS
Bagus. Bagaimana musik, siap ?
Bagus. Bagaimana musik, siap ?
PEMUSIK
Siap bos. Nyanyi apa ?
Siap bos. Nyanyi apa ?
PIMPINAN
PENTAS
Katanya siap. Lagunya anu.. eh.. ” Ajo Sidi “. Mulai.
Katanya siap. Lagunya anu.. eh.. ” Ajo Sidi “. Mulai.
ORANG-ORANG
BERNYANYI.
Ajo
Sidi oh Ajo Sidi
Pendongeng dari sebrang sana
Tak henti-henti berceloteh
Hingga orang terpana bualannya
Ajo Sidi oh Ajo Sidi
Kerjaannya sidir menyindir
Mejerat hati tiap orang
Jadi sumber ejekannya
Pendongeng dari sebrang sana
Tak henti-henti berceloteh
Hingga orang terpana bualannya
Ajo Sidi oh Ajo Sidi
Kerjaannya sidir menyindir
Mejerat hati tiap orang
Jadi sumber ejekannya
PIMPINAN PENTAS MEMBERHENTIKAN ORANG-ORANG YANG SEDANG ASIK
BERYANYI DAN MENARI. ORANG-ORANG GUSAR, TAPI SEMUANYA DAPAT DITERTIBKAN.
SAYUP-SAYUP TERDENGAR SUARA SERULING DIBARENGI GESEKAN BIOLA,
GEMERCIK AIR DAN DESIR ANGIN . SEORANG KAKEK SEDANG TERMANGU SAMBIL MEMENGANG
PISAU CUKUR.
LAKI-LAKI
Assalamualaikum… assalamualaikum… assalamualaikum. Biasanya kakek
gembira menerima kedatanganku, karena aku suka memberinya uang, tapi sekali ini
begitu muram.Tidak pernah aku melihat kakek begitu durja dan belum pernah
salamku tak disahutinya seperti saat ini.
LAKI-LAKI ITU MENGAMBIL SALAH SATU PISAU CUKUR YANG TERGELETAK DI
SAMPING SI KAKEK.
LAKI-LAKI
Pisau siapa, Kek ?
Pisau siapa, Kek ?
KAKEK
Ajo Sidi !
Ajo Sidi !
LAKI-LAKI
Ajo Sidi ? ( KAKEK TIDAK MENYAHUT. HENING SEJENAK ) Apa Ajo Sidi telah membuat bualan tentang Kakek ?
Ajo Sidi ? ( KAKEK TIDAK MENYAHUT. HENING SEJENAK ) Apa Ajo Sidi telah membuat bualan tentang Kakek ?
KAKEK
Siapa ?
Siapa ?
LAKI-LAKI
Ajo Sidi.
Ajo Sidi.
KAKEK
Kurang ajar dia.
Kurang ajar dia.
LAKI-LAKI
Kenapa, Kek ?
Kenapa, Kek ?
KAKEK
Mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasah tajam-tajam ini, menggorok tenggorokannya.
Mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasah tajam-tajam ini, menggorok tenggorokannya.
LAKI-LAKI
Kakek marah ?
Kakek marah ?
KAKEK
Marah ? Ya, kalau aku masih muda, tapi aku sudah tua. Orang tua
menahan ragam. Sudah lama aku tidak marah-marah lagi. Takut kalau imanku rusak
karenanya, ibadahku rusak karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik,
beribadah, bertawakal kepada Allah. Sudah begitu lama aku menyerahkan diri
kepadaNya. Dan Allah akan mengasihi orang yang sabar dan tawakal.
LAKI-LAKI
Bagaimana katanya, Kek ? ( KAKE DIAM SAJA. BERAT HATI BICARA ). Bagaimana katanya, Kek ?
Bagaimana katanya, Kek ? ( KAKE DIAM SAJA. BERAT HATI BICARA ). Bagaimana katanya, Kek ?
KAKEK
Kau kenal padaku, bukan ? Sedari kecilkau aku sudah di sini. Sedari
muda, bukan ? Kau tahu apa yang aku lakukan semua, bukan ? Terkutuklah
perbuatanku ? Dikutuki Tuhan kah semua pekerjaanku ? DIAM SEJENAK. Sedari muda
aku di sini, bukan ? Tak kuingat punya istri, punya anak, penya keluarga
seperti orang lain, tahu ? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tidak ingin cari
kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku,lahir batin, kuserahkan pada Allah
subhanahu wata’ala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor enggan
membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah
Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu ? Akan dikutukiNya aku kalau selama
hidupku aku mengabdi kepadaNya ? Tak kupikirkan hari esok,karena aku yakin
Allah itu ada dan pengasih penyang kepada umatNya yang tawakal. Aku bangun
pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul beduk, membangunkan setiap waktu. Aku
puji-puji Dia. Aku baca kitabNya. Apa salah pekerjaanku itu ? Tapi kini aku
dikatakan manusia terkutuk.
LAKI-LAKI
Ia katakan Kakek begitu ?
Ia katakan Kakek begitu ?
KAKEK
Ia tidak mengatakan aku terkutuk. Tapi begitulah kira-kira.
Ia tidak mengatakan aku terkutuk. Tapi begitulah kira-kira.
LAKI-LAKI
Ajo Sidi memang kurang ajar. Apa lagi yang dikatakan Ajo Sidi, Kek ?
Ajo Sidi memang kurang ajar. Apa lagi yang dikatakan Ajo Sidi, Kek ?
KAKEK
Pada suatu waktu dia bicara padaku. Dia bialang.
Pada suatu waktu dia bicara padaku. Dia bialang.
MUSIK
BERGEMURUH.
AJO SIDI
Di akhirat Allah memeriksa orang-orang yang sudah berpulang. Para
malaikat bertugas di sampingNya. Ditangan mereka tergenggam daftar dosa dan
pahala manusia. Bigitu banyak orang yang diperiksa. Maklumlah di mana-mana ada
perang. Dan diantara orang-orang yang diperiksa itu ada seorang yang di dunia
dinamai Haji Saleh. Haji Saleh itu tersenyum-senyum saja, karena ia sudah
begitu yakin akan dimasukan ke surga. Ketika dilihatnya orang-orang yang masuk
neraka, bibirnya menyunggingkan senyuman ejekan. Dan ketika ia melihat orang
yang masuk surga, ia melambaikan tangannya,seolah hendak mengatakan “sampai
ketemu nanti “. Begitu tak habis-habisnya orang yang berantri, begitu
panjangnya. Susut di muka bertambah di belakang. Akhirnya sampai giliran Haji
Saleh.
MUSIK
BERGEMA, ANGIN BERGEMURUH.
SUARA
Engkau siapa?
Engkau siapa?
HAJI
SALEH
Aku Saleh. Karena aku sudah ke mekah Haji Saleh namaku. Tuan ini siapa ?
Aku Saleh. Karena aku sudah ke mekah Haji Saleh namaku. Tuan ini siapa ?
SUARA
Jangan banyak bertanya. Apa kerjamu di dunia ?
Jangan banyak bertanya. Apa kerjamu di dunia ?
HAJI
SALEH
Aku menyembah Tuhan.
Aku menyembah Tuhan.
SUARA
Lain ?
Lain ?
HAJI
SALEH
Setiap hari, setiap malam, bahkan setiap masa aku menyebut-nyebut nama-Nya.
Setiap hari, setiap malam, bahkan setiap masa aku menyebut-nyebut nama-Nya.
SUARA
Lain ?
Lain ?
HAJI
SALEH
Segala larangan-Nya kuhentikan. Tidak pernah aku berbuat jahat, walau dunia seluruhnya penuh oleh dosa-dosa yang dibisikan iblis laknat itu
Segala larangan-Nya kuhentikan. Tidak pernah aku berbuat jahat, walau dunia seluruhnya penuh oleh dosa-dosa yang dibisikan iblis laknat itu
SUARA
Lain ?
Lain ?
HAJI SALEH
Tak ada pekerjaanku selain beribadat padaNya, menyebut-nyebut
namaNya. Bahkan ketika aku sakit namaNya menjadi buah bibirku juga. Dan aku
selalu berdoa, mendoakan kemurahan hatiNya untuk nginsafkan umatNya.
SUARA
Lain ?
Lain ?
LAMPU MENYINARI AJO SIDI YANG MELANJUTKAN DONGENGANNYA.
AJO SIDI
Haji saleh tak dapat menjawab lagi. Ia telah menceritakan segalanya
yang ia kerjakan. Tapi ia insaf, bahwa pertanyaan yang dilontakan bukan asal
bertanya saja, tentu ada lagi yang dikatakannya. Ia termenung dan menekurkan
kepalanya. Hawa panas api neraka tiba-tiba menghembus ketubuh Haji Saleh. Dan
ia menangis. Tapi setiap airmatanya mengalir, di isap kering oleh hawa panas
neraka itu.
MUSIK
BERGEMA. HAJI SALEH MENGIGIL KETAKUTAN. ORANG-ORANG BERGERAK SEPERTI JOMBI.
SUARA
Lain lagi ?
Lain lagi ?
HAJI
SALEH
Sudah saya ceritakan semuanya. Oh, Tuhan yang Maha Besar, lagi pengasih dan penyayang, Adil dan Maha Tahu.
Sudah saya ceritakan semuanya. Oh, Tuhan yang Maha Besar, lagi pengasih dan penyayang, Adil dan Maha Tahu.
SUARA
Tidak ada lagi ?
Tidak ada lagi ?
HAJI
SALEH
Oh, o, oo, aku selalu membaca kitabNya.
Oh, o, oo, aku selalu membaca kitabNya.
SUARA
Lain ?
Lain ?
HAJI
SALEH
Sudah kuceritakan semuanya. Tapi kalau ada yang aku lupa aku mengatakannya, aku pun bersyukur karena yang maha tahu itu Tuhan.
Sudah kuceritakan semuanya. Tapi kalau ada yang aku lupa aku mengatakannya, aku pun bersyukur karena yang maha tahu itu Tuhan.
SUARA
Sungguh tidak ada lagi yang kau kerjakan di dunia selain yang kau ceritakan tadi ?
Sungguh tidak ada lagi yang kau kerjakan di dunia selain yang kau ceritakan tadi ?
HAJI SALEH
Ya, itulah semuanya.
SUARA
Maksud kamu ?
Maksud kamu ?
MUSIK BERGEMURUH.
AJO SIDI
Haji saleh tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Dan malaikat
dengan sigapnya menjewer Haji Saleh ke neraka. Haji Saleh tidak mengerti
mengapa ia dibawa ke neraka. Ia tidak mengerti apa yang dikehendaki Tuhan
daripadanya dan ia percaya Tuhan tidak silap.
PENDONGENG 1
Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena di neraka itu banyak
teman-temannya di dunia terpanggang hangus, merintih kesakitan. Dan ia tak
tambah mengerti dengan keadaan dirinya, karena yang dilihatnya di neraka itu
tidak kurang ibadahnya dari diri dia sendiri. Bahkan ada salah seorang yang
telah sampai empat belas kali ke mekah dan bergelar Syekh pula.
PENDONGENG 2
Lalu haji Saleh mendekati mereka, dan bertanya pada mereka kenapa
berada di neraka semuanya. Tapi sebagaimana haji Saelah orang-orang out pun tak
mengerti juga.
SEMUA ORANG BERISTIGFAR.
HAJI SALEH
Bagaimana ini ? Bukankah kita disuruhNya taat beribadah, teguh
beriman ? Dan itu semua telah kita kerjakan selelama hidup kita. Tapi kita kini
dimasukan ke dalam neraka.
TOKOH LAIN
Ya kami juga heran. Tengoklah itu orang-orang senegeri dengan kita semua, dan tak kurang ketaatannya beribadat.
Ya kami juga heran. Tengoklah itu orang-orang senegeri dengan kita semua, dan tak kurang ketaatannya beribadat.
HAJI
SALEH
Ini sungguh tidak adil.
Ini sungguh tidak adil.
ORANG-ORANG
Memang tidak adil.
Memang tidak adil.
HAJI
SALEH
Kita harus mengingatkan Dia, kalau-kalau Ia silap memasukan kita ke neraka ini.
Kita harus mengingatkan Dia, kalau-kalau Ia silap memasukan kita ke neraka ini.
ORANG-ORANG
Benar, benar, benar.
Benar, benar, benar.
TOKOH
LAIN 2
Kalau dia tidak mau mengakui kesilafanNya, bagaimana ?
Kalau dia tidak mau mengakui kesilafanNya, bagaimana ?
HAJI
SALEH
Kita protes. Kita resolusikan.
Kita protes. Kita resolusikan.
TOKOH
LAIN 3
Apa kita revolusikan juga ?
Apa kita revolusikan juga ?
HAJI
SALEH
Itu tergantung kepada keadaan. Yang penting sekarang, mari kita berdemontrasi mengadapNya.
Itu tergantung kepada keadaan. Yang penting sekarang, mari kita berdemontrasi mengadapNya.
TOKOH
LAIN
Cocok sekali. Di dunia dulu dengan demontrasi saja, banyak yang kita peroleh.
Cocok sekali. Di dunia dulu dengan demontrasi saja, banyak yang kita peroleh.
ORANG-ORANG
Setuju, setuju, setuju.
Setuju, setuju, setuju.
SEMUA
ORANG BERGERAK. MUSIK BERGEMURUH.
HAJI SALEH
oh, Tuhan
kami Yang
Maha Besar. Kami menghadapMu. Ini adalah umatMu yang paling taat beribadat,
yang pang taat menyembahMu. Kamilah orang-orang yang selalu menyebut NamaMu,
memuji-muji kebesaranMu, mempropagandakan keadilanMu, dan lain-lainnya. KitabMu
kami hapal di luar kepala kami. Tidak sesat sedikitpun kami membacanya. Akan
tetapi Tuhanku Yang Maha Kuasa, setelah Engkau kami panggil kemari, Engkau
masukan kami ke neraka. Maka sebelum terjadi hal-hal yang tidak diingini, di
sini, atas nama orang-orang yang cinta kepadaMu, kami menuntut agar hukuman
yang Kau jatuhkan kepada kami ditinjau kembali dan memasukan kami ke surga
sebagaimana yang Engkau janjikan dalam kitabMu…. Mari kita menghadap Dia.
ORANG-ORANG
BERGERAK SEPERTI AKAN DEMONTRASI.
SUARA
Kalian mau apa lagi.
Kalian mau apa lagi.
HAJI
SALEH
Kami ingin bertemu Tuhan.
Kami ingin bertemu Tuhan.
SUARA
Tidak bisa.
Tidak bisa.
HAJI
SALEH
Harus ini sangat penting. Ini menyangkut nasib kami.
Harus ini sangat penting. Ini menyangkut nasib kami.
SUARA
Kamu mesti tahu. Tuhan telah menugaskan aku untuk menuntut kalian.
Kamu mesti tahu. Tuhan telah menugaskan aku untuk menuntut kalian.
HAJI
SALEH
Kamu ini sebenarnya siapa ?
Kamu ini sebenarnya siapa ?
SUARA
Tadi kan sudah kukatakan, aku adalah dirimu sendiri dan kalian semua.
Tadi kan sudah kukatakan, aku adalah dirimu sendiri dan kalian semua.
HAJI
SALEH
Aku tidak peduli…
Aku tidak peduli…
SUARA
Sudah jangan banyak cingcong. Sekarang aku bertanya lagi pada kalian. Kalian di dunia tinggal di mana ?
Sudah jangan banyak cingcong. Sekarang aku bertanya lagi pada kalian. Kalian di dunia tinggal di mana ?
HAJI
SALEH
Kami ini adalah umat Tuhan yang tinggal di Indonesia.
Kami ini adalah umat Tuhan yang tinggal di Indonesia.
SUARA
Oh, di negeri yang tanahnya subur itu ?
Oh, di negeri yang tanahnya subur itu ?
HAJI
SALEH
Ya, benar.
Ya, benar.
SUARA
Tanah yang kaya raya, penuh dengan logam, minyak dan berbagai bahan tambang lainnya, bukan ?
Tanah yang kaya raya, penuh dengan logam, minyak dan berbagai bahan tambang lainnya, bukan ?
ORANG-ORANG
Benar, benar, itulah negeri kami.
Benar, benar, itulah negeri kami.
SUARA
Di negeri yang tanahnya begitu subur, hingga tanaman tumbuh tanpa di tanam ?
Di negeri yang tanahnya begitu subur, hingga tanaman tumbuh tanpa di tanam ?
ORANG-ORANG
Benar, benar itulah negeri kami.
Benar, benar itulah negeri kami.
SUARA
Di negeri di mana penduduknya sendiri meralat ?
Di negeri di mana penduduknya sendiri meralat ?
ORANG-ORANG
Ya, Ya, itu negeri kami.
Ya, Ya, itu negeri kami.
SUARA
Negeri yang di perbudak orang lain ?
Negeri yang di perbudak orang lain ?
TOKOH
LAIN
Ya sungguh laknat penjajah itu.
Ya sungguh laknat penjajah itu.
SUARA
Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya, dan diangkutnya, dijarah, bukan ?
Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya, dan diangkutnya, dijarah, bukan ?
TOKOH
LAIN 2
Benar. Hingga kami tidak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.
Benar. Hingga kami tidak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.
SUARA
Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dan kamu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan ?
Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dan kamu selalu berkelahi, sedang hasil tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan ?
HAJI
SALEH
Benar. Tapi bagi kami soal harta benda itu tidak mau tahu. Yang penting bagi kami ialah menyembah dan memuji Tuhan.
Benar. Tapi bagi kami soal harta benda itu tidak mau tahu. Yang penting bagi kami ialah menyembah dan memuji Tuhan.
SUARA
Engkau rela tetap meralat, bukan ?
Engkau rela tetap meralat, bukan ?
ORANG-ORANG
Benar kami rela sekali.
Benar kami rela sekali.
SUARA
Karena kerelaanmu itu, anak cucumu tetap juga meralat, bukan ?
Karena kerelaanmu itu, anak cucumu tetap juga meralat, bukan ?
TOKOH
LAIN
Sungguhpun anak cucu kami meralat, tapi mereka semua pintar mengaji. Alkitab mereka hapal di luar kepala.
Sungguhpun anak cucu kami meralat, tapi mereka semua pintar mengaji. Alkitab mereka hapal di luar kepala.
SUARA
Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu
teraniaya semuanya. Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengagambilnya
untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antar kamu sendiri,
saling menipu, saling memeras. Tuhan beri negeri yang kaya raya, tapi kau
malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan
peluh, tidak membanting tulang. Sedangkan Tuhan menyuruh engkau beramal
disamping beribadah. Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin. Engkau
kira Tuhan suka pujian, mabuk disembah saja. Tidak ! Karena itu kamu semua masuk
neraka dan di letakan di keraknya.
ORANG-ORANG
TIDAK BERGERAK APA-APA LAGI. MEREKA TERMANGU, TAPI HAJI SALEH MASIH SAJA TIDAK
PUAS.
HAJI
SALEH
Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami menyembah Tuhan di dunia ?
Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami menyembah Tuhan di dunia ?
SUARA
Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau telah mementingkan diri
sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan
kaumu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, sehingga mereka itu
kocar-kacir selamanya. Itulah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egois. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau
tak memperdulikan mereka dan siapapun.
MUSIK TERDENGAR MEMILUKAN. TERDENGAR SESEORANG BERTERIAK.
SAYUP-SAYUP SESEORANG SEDANG MENGAJI.
SESEORANG
Bunuh diri. Ada yang bunuh diri.
Bunuh diri. Ada yang bunuh diri.
ORANG-ORANG
Di mana ?
Di mana ?
SESEORANG
Di surau. Ia menggorok lehernya dengan sebilah pisau cukur.
Di surau. Ia menggorok lehernya dengan sebilah pisau cukur.
ORANG-ORANG
Astagfirulahal’adzim.
Astagfirulahal’adzim.
ORANG-ORANG
BERGERAK.
PEREMPUAN
Mas. Mas. Mas. Apa tidak menjenguk ?
Mas. Mas. Mas. Apa tidak menjenguk ?
LAKI-LAKI
Siapa yang meninggal ?
Siapa yang meninggal ?
PEREMPUAN
Kakek.
Kakek.
LAKI-LAKI
Kakek ?
Kakek ?
PEREMPUAN
Ya, tadi subuh kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang mengerikan sekali. Ia menggorok lehernya dengan pisau cukur.
Ya, tadi subuh kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang mengerikan sekali. Ia menggorok lehernya dengan pisau cukur.
LAKI-LAKI
Astagfirulahal’adzim. Ini pasti gara-gara Ajo Sidi.
Astagfirulahal’adzim. Ini pasti gara-gara Ajo Sidi.
SEMUA
DIAM.
PIMPINAN
PENTAS
Ternyata kita tidak bisa lepas dari kenyataan. Hidup dan mati
bukanlah milik kita. Kita di sini hanya mengembara dan kita semua akan kembali.
Kematian memang menyedikan, tapi yangpiling menyedihkan jika kerja keras kita
hasilnya sia-sia.
MUSIK
BERGEMURUH.
Hasil Penelitian
Unsur intrinsik
1.
Tema : Hubungan manusia dengan pencipta
2. Toko dan Penokohan
a. Laki-laki (aku): baik, dermawan, dan perhatian.
“Kenapa kek?”
“Kakek marah?”
b. Kakek : murah terhasut dan baik.
“mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasa tajam-tajam ini menggorok
tenggorokanya.”
c. Istri aku : baik.
d. Ajo sidi : pembualan.
“apa ajo sidi telah membuat bualan tentang kakek?”
e. Istri ajo sidi : penurut dan baik.
f. Haji Saleh : rajin beribadah dan selalu bersyukur.
“aku menyembah tuhan”
g. Tuhan : segala sifat baik.
3. Alur
Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah
alur campuran.
4. Latar
a. Latar tempat : Di Rumah
“Assalamualaikum…
assalamualaikum… assalamualaikum.”
Di Surau
“ di surau ia menggorok lehernya dengan
sebua pisau cukur .”
Di
Indonesia
“ kami ini adalah umat tuhan yyang tinggal
di Indonesia.”
b. Latar waktu : subuh
“ ya, tak subuh kakek kedapatan matinya di surau yang dalam keadaan yang
mengerikan sekali ia menggorok lehernya dengan pisau cukur.”
“setiap hari, setiap malam bahkan setiap masa aku menyebut-nyebut namanya.”
c. Latas suasana : tegang dan
sedih.
“ bunuh diri, ada yang bunuh diri”
5. Sudut pandang : dalam cerita ini sudut pandangnya adalah orang pertama
serba tau.
6. Amanat :
ü
Hendaklah senantiaasa kita menyerahkan segala
sesuatu dan beribadah kepada Allah SWT.
ü
Jangan terlalu mendengarkan omongan orang
lain.
ü
Bersikap positif.
ü
Jangan terlalu besar kepala, atau apa yang
kita lakukan demi ingin terlihat oleh tuhan.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa dalam Naskah Drama Robohnya Surau Kami memiliki tema hubungan
manusia dengan sang pencipta. alur campuran. Memiliki toko enam orang dan
memiliki latar tempat dan waktu serta suasana. Dan memiliki amanat yaitu
Hendaklah senantiaasa kita menyerahkan segala sesuatu dan beribadah kepada
Allah SWT, Jangan terlalu mendengarkan
omongan orang lain, dan Bersikap positif.
Jangan terlalu besar kepala, atau apa yang kita lakukan
demi ingin terlihat oleh tuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Kamal.
I. (2003). Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Instrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share Metamorfosa. 1 (1).
45-55
Comments
Post a Comment