Evaluasi
A. Macam-Macam
Evaluasi
Klasifikasi atau penggolongan evaluasi dalam
bidang pendidikan sangat beragam. Sangat beragamnya ini disebabkan karena sudut
pandang yang saling berbeda dalam melakukan kalsifikasi tersebut. Dalam hal
ini, klasifikasi tentang evaluasi yang akan penulis jelaskan adalah evaluasi
formatif, sumatif dan diagnosti
1.
Evaluasi Formatif
Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu
pokok bahasan / topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu
proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan. Winkel
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi formatif adalah penggunaan
tes-tes selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan guru
memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai. Sementara
Tesmer menyatakan formative evaluation is a judgement of the strengths
and weakness of instruction in its developing stages, for purpose of revising
the instruction to improve its effectiveness and appeal. Evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengontrol sampai seberapa jauh siswa telah menguasai materi
yang diajarkan pada pokok bahasan tersebut. Wiersma menyatakan formative
testing is done to monitor student progress over period of time.
Dengan
kata lain evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengetahui seberapa jauh tujuan
yang telah ditetapkan telah tercapai. Dari hasil evaluasi ini akan diperoleh
gambaran siapa saja yang telah berhasil dan siapa yang dianggap belum berhasil
untuk selanjutnya diambil tindakan-tindakan yang tepat. Tindak lanjut dari
evaluasi ini adalah bagi para siswa yang belum berhasil maka akan diberikan
remedial, yaitu bantuan khusus yang diberikan kepada siswa yang mengalami
kesulitan memahami suatu pokok bahasan tertentu. Sementara bagi siswa yang
telah berhasil akan melanjutkan pada topik berikutnya, bahkan bagi mereka yang
memiliki kemampuan yang lebih akan diberikan pengayaan, yaitu materi tambahan
yang sifatnya perluasan dan pendalaman dari topik yang telah dibahas.
Untuk
membahas evaluasi formatif ini, seperti yang Ahmad Rohani dan Abu
Ahmadi katakan dalam bukunya “Pengelolaan Pengajaran”, (Rohani dan Ahmadi,
1991: 173-175) perlu meninjau dari berbagai segi sehingga akan mudah memahami
bagaimana sebenarnya evaluasi ini. di antaranya adalah sebagai berikut
a.
Fungsi dan Tujuan
Evaluasi Formatif
Fungsi
dari evaluasi formatif adalah untuk memperbaiki proses belajar-mengajar.
b.
Manfaat Evaluasi
Dalam evaluasi formatif
ini, ada beberapa manfaat yang dingkap oleh Suharsimi Arikunto yaitu manfaat
bagi siswa, guru dan program sekolah yang penjabarannya sebagai berikut:
Manfaat bagi siswa:
1.
Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah
menguasai bahan program secara menyeluruh atau belum
2.
Merupakan penguatan bagi siswa dan memperbesar
motivasi siswa untuk belajar giat
3.
Untuk perbaikan belajar siswa
4.
Sebagai diagnosa kekurangan dan kelebihan siswa
Manfaat bagi guru:
1.
Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang
diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa
2.
Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan
pelajaran yang belum dikuasai siswa
Manfaat bagi program sekolah:
1.
Apakah program yang telah diberikan merupakan
program yang tepat atau tidak
2.
Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan
prasyarat yang belum
Diperhitungkan
3.
Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana
untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai atau tidak
4.
Apakah metode, pendekatan dan alat evaluasi yang
digunakan sudah tepat atau tidak (Arikunto, 1996: 34-36)
c.
Waktu Pelaksanaan
Sesuai dengan fungsi dan
tujuan evaluasi formatif, maka evaluasi ini dilakukan untuk menilai hasil
belajar jangka pendek dari suatu proses belajar mengajar atau pada akhir unit
pelajaran yang singkat yaitu satuan pelajaran. Sebab perbaikan belajar mengajar
itu hanya mungkin jika dilakukan secara sistematis dan bertahap.
d.
Aspek Tingkah Laku Yang
Dinilai
Aspek tingkah laku yang
dinilai dari evaluasi formatif ini cenderung terbatas pada segi kognitif
(pengetahuan) dan psikomotor (ketrampilan) yang terkandung dalam tujuan khusus
pelajaran. Untuk menilai segi afektif (sikap dan nilai), maka penggunaan
penilaian formatif tidaklah tepat. Sebab untuk menilai perkembangan segi
afektif ini diperlukan periode pengajaran yang cukup panjang.
e.
Cara Menyusun Soal
Sesuai dengan fungsi
evaluasi formatif, maka evaluasi ini harus disusun dengan sedemikian rupa
sehingga benar-benar mengukur tujuan khusus pengajaran yang dicapai. Oleh
karena itu, soal harus dibuat secara langsung dengan menjabarkantujuan khusus
pengajaran ke dalam bentuk pertanyaan. Pada evaluasi formatif ini,
masalah tingkat kesukaran dan daya pembeda tiap-tiap soal tes tidak begitu
penting.
f.
Pendekatan Evaluasi Yang
Digunakan
Sesuai dengan fungsi
evaluasi formatif, maka sasaran penilaian adalah kecakapan nyata setiap peserta
didik. Oleh karena itu, pendekatan dalam penilaian evaluasi formatif adalah
penilaian yang bersumber pada kriteria mutlak.
g.
Cara Pengolahan Hasil
Evaluasi
Ada beberapa cara
pengolahan hasil evaluasi formatif. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Menghitung presentase peserta didik yang gagal
dalam setiap soal. Dengan melihat hasil presentase ini, guru akan dapat
mengetahui sejauh mana tujuan khusus pengajaran (TKP) yang bersangkutan dengan
soal telah dicapai atau dikuasai oleh kelas.
2.
Menghitung presentase penguasaan kelas atas
bahan yang telah disajikan. Dengan kata lain, berapa persen kah dari bahan yang
telah disajikan itu dikuasai kelas. Cara pengolahan ini bertujuan untuk
mendapatkan keterangan, apakah keterangan apakah kriteria keberhasilan belajar
yang diharapkan telah tercapai.
3.
Menghitung presentase jawaban yang benar yang
dicapai setiap peserta didik dalam tes secara keseluruhan. Dengan angka
presentase ini, guru akan dapat mengetahui sampai berapa jauh penguasaan setiap
peserta didik atas bahan yang telah diajarkan. Dengan kata lain, sejauh mana
tingkat keberhasilan setiap peserta didik atas unit pengajaran yang telah
diajarkan ditinjau dari sudut kriteria keberhasilan belajar yang diharapkan
atau yang telah ditetapkan.
h.
Penggunaan Hasil
Evaluasi
Hasil pengolahan
evaluasi formatif sebagaimana disebutkan di atas, dapat digunakan untuk
keperluan-keperluan sebagai berikut:
1.
Atas dasar angka presentase peserta didik yang
gagal dalam setiap soal. Guru dapat mempertimbangkan apakah bahan pelajaran
yang bersangkutan dengan soal tes perlu dibicarakan lagi secara umum atau
tidak.
2.
Atas dasar angka presentase penguasaan kelas
atas bahan yang telah disajikan, guru dapat menilai dirinya sendiri mengenai
kemampuannya dalam mengajar. Jika angka itu belum mencapai kriteria
keberhasilan umpamanya, maka guru akan mencari sebabnya dan kemudian ia akan
memikirkan perbaikan-perbaikan apa yang perlu diadakan agar proses belajar mengajar
dapat berjalan secara efisien dan efektif sehingga kriteria keberhasilan itu
dapat tercapai.
3.
Dengan mengetahui presentase jawaban yang benar
dari setiap peserta didik dalam tes secara keseluruhan, guru dapat mengetahui
kekuatan dan kelemahan yang ada pada setiap peserta didik sehingga guru
mendapat bahan yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan apakah peserta
didik perlu dapat bantuan atau pelayanan khusus dari guru untuk mengatasi
kesulitan dalam belajar. (Rohani dan Ahmadi, 1991: 173
2.
Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah
evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya
tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui
sejauhmana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya.
Winkel mendefinisikan evaluasi sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir
suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit
pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan
suatu bidang studi.
Adapun tujuan utama dari
evaluasi sumatif ini adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan
keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh program pengajaran dalam
jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23) Berikut ini beberapa hal yang berhubungan
dengan evaluasi sumatif yang terdapat dalam buku karangan Ahmad Rohani dan Abu
Ahmadi yang berjudul “Pengelolaan Pengajaran”, (Rohani dan Ahmadi, 1991:
176-179), sebagai berikut:
a. Fungsi
Evaluasi Sumatif
Fungsi evaluasi sumatif
ini adalah untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajar peserta didik.
b. Manfaat
Evaluasi Sumatif
Berikut ini merupakan beberapa manfaat yang
didapat dari evaluasi sumatif
1. Untuk
menentukan nilai
2. Untuk
menentukan seseorang anak dapat atau tidak mengikuti kelompok dalam menerima
program berikutnya
3. Untuk
mengisi catatan kemampuan siswa (Arikunto, 1996: 36)
c. Waktu
Pelaksanaan
Sesuai
dengan fungsi evaluasi, maka evaluasi sumatif ini dilakukan untuk menilai hasil
belajar jangka panjang dari suatu proses belajar mengajar seperti pada akhir
program pengajaran.
d. Aspek
Tingkah Laku Yang Dinilai
Karena evaluasi sumatif
merupakan untuk menilai hasil jangka panjang, maka aspek tingkah laku yang
dinilai harus meliputi segi kognitif (pengetahuan), psikomotor (ketrampilan)
dan afektif (sikap dan nilai).
e. Cara
Menyusun Soal
Penilaian sumatif ini
merupakan evaluasi yang dilakukan pada akhir program pengajaran. Ini berarti
bahan pengajaran yang menjadi sasaran penilaian cukup luas dan banyak. Oleh
karena itu, tidak efisien jika soal-soalnya disusun atas dasar tujuan khusus
pengajaran (TKP) seperti pada evaluasi formatif. Akan tetapi penyusunan
soal-soalnya harus didasarkan pada tujuan umum pengajaran (TUP) yang ada di
dalam program pengajaran tersebut.
Selanjutnya, karena
tujuan evaluasi sumatif itu untuk menentukan angka kemajuan setiap peserta
didik yang di antaranya untuk menentukan kenaikan kelas atau lulus tidaknya,
maka masalah tingkat kesukaran soal harus diperhatikan. Artinya, soal-soal itu
harus disusun sedemikian rupa sehingga mencakup yang mudah, sedang dan sukar
yang jumlahnya perbandingannya sekitar 3 : 5 : 2, perbandingan ini tidak harus
mutlak demikian. Masalah tingkat kesukaran soal ini dimaksudkan agar hasil
penilaian dapat memberi gambaran mengenai tingkat kecerdasan atau kemampuan
atau kepandaian tiap-tiap peserta didik atas dasar klasifikasi kurang, sedang
dan pandai.
Di samping masalah
tingkat kesukaran soal, pada evaluasi sumatif ini diperhatikan daya pembeda
dari setiap soal. Artinya setiap soal harus mempunyai daya untuk membedakan
peserta didik yang pandai dengan yang kurang atau tidak pandai. Tapi tingkat
kesukaran dan daya pembeda suatu soal itu hanya dapat diketahui melalui
analisis soal setelah tes itu dicobakan. Untuk itu perlu diperhatikan
pengetahuan lebih lanjut mengenai teknik penilaian pendidikan yang menyangkut
masalah “analisis soal”.
f. Pendekatan
Evaluasi Yang Digunakan
Pada evaluasi sumatif,
ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menilai: 1) penilaian yang
bersumber pada kriteria mutlak dan 2) penilaian yang bersumber pada norma
relatif (kelompok)
g. Cara
Pengolahan Hasil Evaluasi
Karena pada evaluasi sumatif ini ada dua
pendekatan dalam mengevaluasi, maka pengolahan hasilnya pun ada dua cara:
1. Pengolahan
hasil evaluasi berdasarkan ukuran mutlak. Jika pengolahan hasil evaluasi itu
berdasarkan ukuran atau kriteria mutlak, maka yang harus dicari adalah
presentase jawaban benar yang dicapai oleh setiap peserta didik.
2. Pengolahan
hasil evaluasi berdasarkan norma relatif (kelompok). Untuk mengolah hasil
evaluasi yang berdasarkan norma relatif, digunakan nilai-nilai yang standar
seperti skala nilai 0 – 10 atau skala nilai 0 – 100. Untuk merubah nilai atau
skor mentah ke dalam skor terjabar berdasarkan skala penilaian tertentu, maka
prosedur atau langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menyusun distribusi atau frekwensi skor yang diperoleh peserta
didik
b. Menghitung angka rata-rata
c. Menghitung standar devisi
d. Mengubah skor ke dalam skala penilaian yang dikehendaki
h. Penggunaan
Hasil Evaluasi
Pada evaluasi sumatif,
hasilnya digunakan antara lain sebagai berikut:
1.
Menentukan kenaikan kelas
2.
Menentukan angka raport
3.
Mengadakan seleksi
4.
Menentukan lulus tidaknya peserta didik
5.
Mengetahui status setiap peserta didik
dibandingkan dengan peserta didik lainnya dalam kelompok yang sama
3.
Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik
adalah evaluasi yang digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan
kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat diberikan perlakuan yang
tepat. Evaluasi diagnostik dapat dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada
tahap awal, selama proses, maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan
terhadap calon siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan
untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai
oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk mengetahui
bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai dengan baik, sehingga guru
dapat memberi bantuan secara dini agar siswa tidak tertinggal terlalu jauh.
Sementara pada tahap akhir evaluasi diagnostik ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa atas seluruh materi yang telah dipelajarinya.
Perbandingan Tes Diagnostik, Tes Formatif, dan
Tes Sumatif
Ditinjau dari
|
Tes Diagnostik
|
Tes Formatif
|
Tes Sumati
|
Fungsinya
|
- mengelompokkan
siswa berdasarkan kemampuannya
- menentukan
kesulitan belajar yang dialam
|
- Umpan
balik bagi siswa, guru maupun program untuk menilai pelaksanaan suatu unit
program
|
- Memberi
tanda telah mengikuti suatu program, dan menentukan posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan anggota kelompoknya
|
Cara memilih tujuan
yang dievaluasi
|
- memilih
tiap-tiap keterampilan prasarat
- memilih
tujuan setiap program pembelajaran secara berimbang
- memilih
yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental dan perasaan
|
- Mengukur
semua tujuan instruksional khusus
|
- Mengukur
tujuan instruksional umum
|
Skoring (cara
menyekor)
|
- menggunakan
standar mutlak dan relative
|
- menggunakan
standarmutlak
|
- menggunakan
standar relatif
|
Contoh
Soal Bahasa Indonesia Kelas 7 Semester 1 (Ganjil)
1.
Tujuan
teks laporan adalah …
a. memberikan informasi perstiwa yang belum terjadi
b. Memberikan suatu informasi secara umum kepada pembaca
c. untuk memberikan penjelasan tentang suatu perisiwa
d. pembukuan suatu peristiwa
a. memberikan informasi perstiwa yang belum terjadi
b. Memberikan suatu informasi secara umum kepada pembaca
c. untuk memberikan penjelasan tentang suatu perisiwa
d. pembukuan suatu peristiwa
2.
Salah satu struktur dalam teks laporan adalah
…
a. kesimpulan umum
b. daftar isi
c. teori
d. klarifikasi umum
a. kesimpulan umum
b. daftar isi
c. teori
d. klarifikasi umum
Baca teks
laporan berikut ini untuk menjawab soal pada nomor 3 dan 4 :
Hampir
setiap hari kalian bisa menemukan tempat pemujaan didesaku. Taburan bunga
kamboja yang banyak selalu menghiasi tempat pemujaan tersebut. Seperti pada
bagian pinggir sebelah kiri tempat itu, terdapat seonggok tanah liat yang tak
tahu mengapa benda itu harus berada di sana. Sedangkan di bagian sebelah kanan
terdapat asap dari lampu sentir yang semakin lama menjadi menghitam.
3.
Potongan
teks laporan di atas tersusun atas pola …
a. Sebab-akibat
b. Waktu
c. Perbandingan
d. Ruang / tempat
a. Sebab-akibat
b. Waktu
c. Perbandingan
d. Ruang / tempat
4.
Penggalan
teks laporan di atas mengandung makna tentang …
a. budaya
kebersihan
b. budaya perdukunan
c. kondisi di suatu tempat
d. kebiasaan masyarakat sekitar
b. budaya perdukunan
c. kondisi di suatu tempat
d. kebiasaan masyarakat sekitar
5.
Bagaimana
kondisi para pendaki gunung semeru yang hilang setelah dua hari baru
diketemukan oleh tim SAR?
Pertanyaan di atas erat kaitannya dengan pernyataan …
Pertanyaan di atas erat kaitannya dengan pernyataan …
a. alasan
para korban hilang untuk dicari
b. kondisi para korban hilang yang baru 2 hari bisa diketemukan
c. Mengapa mereka harus menghilang
d. Latar belakang hilangnya para pendaki gunung semeru
e. Melakukan pencarian dan baru 2 hari setelah pencarian merupakan hal yang tidak mudah
b. kondisi para korban hilang yang baru 2 hari bisa diketemukan
c. Mengapa mereka harus menghilang
d. Latar belakang hilangnya para pendaki gunung semeru
e. Melakukan pencarian dan baru 2 hari setelah pencarian merupakan hal yang tidak mudah
6.
Struktur
dalam wawancara adalah kecuali …
a. awal wanwancara
b. tengah wawancara
c. akhir wawancara
d. waktu wawancara
a. awal wanwancara
b. tengah wawancara
c. akhir wawancara
d. waktu wawancara
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Juli
1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Cet 12. Jakarta: Bumi
Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 1988.
Prinsip-Prinsip dan Teknik-Teknik Evaluasi Pengajaran. Cet
Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Makalah
Pengembangan
Tes
Macam-Macam
Cara Evaluasi dan Contoh Soal Bahasa Indonesia
Dosen
Pembimbing: Marlena Endang Bitriza, M.Pd. Mat
Kelas
VB
Disusun oleh:
Alexon Afrizal (1711290048)
Prihatin Nurhidayati(1711290054)
Rizqi Nur Islam (1711290055)
Zona Amalia (1711290064)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI BENGKULU
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
PRODI BAHASA INDONESIA
2019
Comments
Post a Comment