Fonimik
FONIMIK
OLEH
UNGKI SATRO (1416142354)
PRODY PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
BENGKULU
PEMBAHASAN
Pengertian fonemik
Fonemik adalah kajian atau analisa bunyi bahasa dengan memperhatikan setatusnya sebagai pembeda makna. Bunyi bahasa yang di ucapkan manusia akan memiliki perbedaan makna pada setiap bunyi bahasanya. Objek kajian dari fonemik adalah fonem, berada dalam objek kajian fonetik yang mengkaji fon. Fonem adalah bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna. Fenom merupakan abstraksi atau gambaran dari suatu jumlah fon, entah berupa huruf vocal atau huruf hidup maupun huruf konsonan atau huruf mati. Penulisan sebuah fonemm atau transkripsi fonem dituliskan dengan lambing.
Identifikasi fonem
Untuk menemukan sebuah bunyi termasuk fenom atau bukan proses pengkajian harus mencari sebuah kata yang mengandung bunyi tersebut, lalu membandingkanya dengan kata lain yang mirif. Jika proses pengkajian tersebut menentukan perbedaan makna maka bunyi tersebut merupakan sebuah fonem. Dasar bukti indentitas sebuah fenom adalah apa yang di sebut fungsi pembeda makna yang terkandaung dalam satuan bunyi bahasa. Semasal pembidaan fonem dalam bahasa Indonesia yang terdapat kata lupa dan rupa/i/dan/r/ dalam bahasa Indonesia merupakan fonem yang berbeda identitas untuk membedakan makna dari kata lupa dan kata rupa.
Alofon
Adalah pariasi dari sebuah fonem bunyi yang merupakan proses realisasi atau penjabara dari sebuah fonem. Sebuah fonem merupakan sebuah konsep abstrak karna kehadiran fonem dalam ujaran diwakili oleh alafon yang sifatnya nyata, dapat di denganr dan di amati secara empiris. Selain itu alafon-alafon dari sebuah fonem mempunyai kemirifan fonetis atau kemiripan bunyi. Semisal dalam bahasa Indonesia, fonem/i/ setidaknya mempunyai empat fonem yaitu; perbedaan pengucapan/i/ pada kata cita, tarik, ingkar, dank ah.
Klasifikasi fonem
Klasifikaasi fonem dapat di bedakan menjadi fonem segmental adalah fonem-fonem yang berupa bunyi, yang di dapat sebagai hasil segmentasi terhadap harus ujaran. Fonem segmental terdiri atas vocal dan konsonan. Ciri dan karakteristik vocal maupun konsonan ini sama dengan klasifikasi bunyi vocal maupun konsonan. Misalnya, /a/b,/c/,/d/, dan sebagainya. Sedangkan fonem supramental adalah fonem yang berupa unsur supra segmental, misalnya tekanan, durasi, dan nada.
Khazana fonem
Dalam penelitian suatu bahasa, parah ahli fonologimendaftarkan semuah fonem di dalam bahasa itu. Keseluruhan fonem yang di daftarkan itu di sebut khaza fonem atau pembendaharaan fonem. Pengkhazana fonem dalam suatu system bahas memang memberikan pengertian serta kejelesan yang mendalam terhadap system bunyi-bunyi pada bahasa yang bersangkutan. Dalam bahasa Indonesia, terdiri dari enam buah foonem vocal (A,I,U,E dan O) dan delapan belas fonem konsonan (p,t,c,k,b,d,j,g,m,h,n,n,s,h,r,i,r, dan y) kemudian penambahan empat fonem yang berhasal dari bahasa asing yaitu, y,x,f’, dan tiga fonem dipotong yaitu ai,au, dan oi.
Perubahan fonem
Asimilasi dan disimilasi
Dalam linguistic, asimilasi adalah proses perubahan bunyi yang menyebabkan mirip atau sama dengan bunyi lain yang ada di dekatnya seperti sabtu dalam bahasa Indonesia di ucapkan (saptu).
Menurut pengaruhnya terhadap fonem asimilasi terbagi menjadi dua:
Fonemis, yang menyebabkan berubahnya identitas suatu fonem.
Fonetis, yang tidak menyebabkan berubahnya identitas suatu fonem.
Menurut letak bunyi yang berubah, asimilasi di bagi tiga, yaitu:
Progresif, jika bunyi yang di ubah terletak di belakang bunyi yang mempengaruhinya.
Regresif, jika bunyi yang di ubah terletak di depan.
Resiprokal, jika perubahan terjadi pada kedua bunyi yan saling mempengaruhi.
Disimilasi adalah perubahan sebuah ponem yang berdektan sattu sama lain menjadi fonem yang berbeda.
Contoh:
Kata cita bahasa sansekerta menjadi “cipta” dalam bahasa Indonesia (meskipun istilah “cita” juga masih ada).
Kata janma dalam bahasa sansekerta menjadi “jelma” dalam Bahasa Indonesia.
Netralisasi dan arkifonem
Adalah perubahan bunyi fonemis sebagai akibabat pengaruh lingkungan. Untuk menjelaskan kasus ini bisa dicermati ilustrasi sebagai berikut, dengan cara memasangkan minimal barang-parang bisa di simpulkan bahwadalam Bahasa Indonesia ada fonem/b/dan/p/.
Konsep arkifonem yang anggotanya adalah fonem/b/dan/p/. unttuk mewakili kedua fonem tersebutnama arkifonemnya adalah /B/ huruf b capital karena bunyi b paling sedikitdi batasi distribusinya.
Umlaut, Ablaut, dan Harmoni Vokal
Kata umlaut berasal dari bahasa Jerman dalam studi fonologi kata ini mempunyai pengertian perubahan vocal sedemikian rupa sehingga vocal itu di ubah menjadi vocal yang lebih tinggi sebagai akibat dari vocal yang berikutnya yang lebih tinggi misalnya dalam bahasa Belanda bunyi /a// pada kata handje lebih tinggi kualitasnya bila di bandigkan dengan bunyi /a/ pada kata han penyebabnya adalah bunyi /j/ yang posisinya lebih tinggi dan bunyi /a/ pada kata han.
Ablaut adalah perubahan vocal yang kita temukan dalam bahasa-bahasa Indo-Jerman untuk menandai berbagai fungsi grametikal. Misalnya dalam Bahasa Jerman vocal /a/ menjadi /a/ untuk mengubah h bentuk singularismenjadi bentuk pluralis, seperti pada kata haus “rumah” menjadi hauser “rumah-rumah”.
Harmoni vocal atau keselarasan vocal antara lain terdapat dalam Bahasa Turki. Misalnya, kata at (kuda) bentuk jamaknya adalah atlar (kuda-kuda).
Kontraksi
Bentuk penyingkatan dari ujran panjang menjadi pendek. Atau dalam redaksi lain adalah proses penghilangan elemen pokok (bunyi, huruf, dan kata) dalam sebuah kata. Umpamanya, dalam Bahasa Indonesia tidak ada di ucapkan menjadi tiada.
Metatesis dan Epentesis
Metatesis adalah perubahan urutan bunyi fonemis pada suatu kata sehingga menjadi dua bentuk kata yang bersaing. Misalnya, dalam Bahasa Indonesia, kata-kata yang mengalammi metatesis ini tidak banyak, hanya beberapa kata saja. Misalkan krikil menjadi klikir, jalur menjadi lajur.
Epentesis adalah proses penambahan atau pembubuhan bunyi pada tengah kata. Misalnya, kapak menjadi kampak, upama menjadi umpamanya, dan sejak menjadi senjak.
Fenom dan grefem
Grefem berbicara tentang huruf, sedangkan fonem berbicara tentang bunyi. Sringgkali represenasi tertulis kedua konsep ini sama. Misalnya untuk kenyataan benda yang di pakai untuk duduk yang bernama “kursi” kita menulis kata kursi dari grefem <k>,<u>,<r>,<s>, dan <i> dan mengucapkanyapun /kursi/ dari segi grafem adalah lima satuan. Akan tetapi, hubungan satu lawan satu seperti itu tidak selalu kita temukan. Kata “lading” mempunyai enam grafem yaitu, <i>,<a>,<d>,<a>,<n>,<g>. dari egi bunyinya perkataan yang sama itu mempunyai lima fonem yakni /i/,/a/,/d/,/a/, dan /n/ karna grafem <n> sangat berdekatan. Dengan perbedaan dan kemiripan itu maka seperti itu maka dalam percakapan telepon, perkataan “pula” dan “gula” tidak akan keliru di tangkap, sedangkan “pola” dan “bola” dapat dengan muda membingungkan kita.
Comments
Post a Comment